RSS

Ada Saatnya Kita Lelah Dengan Semua

Hallo teman - teman semua! Kali ini gue bakalan ngebahas tentang lelah.
Yup! Manusia mana sih yang ga pernah ngerasain lelah, gue yakin kalian semua pernah ngerasain di posisi ini kan! Ngaku hayo....
Emang nggak adil rasanya bila kita memaksakan diri untuk selalu berjuang meraih apa yang inginkan. Terus mencari jawaban tentang pertanyaan atas rasa penasaran yang nggak berhenti berputar di kepala, membuat rotasi hidup berhenti pada satu titik.

Sayang, kita tidak lagi seorang anak kecil yang bisa mendapatkan keinginannya hanya dengan merengek dan menangis. Tidak. Kita butuh proses perjuangan hebat nan keras untuk mendapatkannya. Dan kadang itu membuat kita lupa bahwa tubuh mempunyai batas untuk berhenti sejenak dan beristirahat, lalu berpikir.

Wahai kamu yang terlampau sering menghiraukan tanda-tanda tubuh yang ingin menyerah, apakah kamu tau kulit yang deras berkeringat ingin dikeringkan? Apa kamu tau luka yang terlahir ingin disembuhkan? Apakah kamu tau kepalamu ingin meledak karena diforsir untuk fokus pada target? Apakah kamu tau kedua langkah kakimu ingin tumbang karena terus menerus dipaksa melangkah?

Kita tahu, hanya saja kadang kita menyangkalnya.
Sebab, ada saatnya kita lelah dengan semua...


Lelah Dengan Kesendirian
Ketika sendiri tanpa ada satu orang pun yang menemani dan memahami, siapa lagi yang kamu rasakan kehadirannya selain kesepian?

Konon, kesepian itu sahabat sejati yang takkan pernah meninggalkan kita, karena ia selalu menemani kesendirian, di mana pun dan kapan pun. Namun kesepian juga serupa racun yang membuat hatimu mati rasa. Membuat hatimu nggak bisa merasakan cinta, karena terlalu lama menikmati kesendirian.

Ada waktunya kamu lelah dengan sendiri, bosan ditemani kesepian yang akhirnya kamu sadar mencelakakan hati, dan yang terparah adalah: membodohi dirimu sendiri dengan pertanyaan.

Kalau berdua, yakin bisa bertahan selamanya?”

“Emangnya dalam keramaian sekali pun, ada orang yang bisa memahamimu?”

Atau…

Buat apa jatuh cinta? Kalau ujung-ujungnya yang kamu dapatkan lagi-lagi luka.”


Kesepian itu menguras tenaga dalam tiap detik yang berjalan, menghalang-halangi pintu bahagia. Dan, pada waktunya datanglah saatnya kita lelah, ingin ada yang melarang, ingin memiliki teman berbagi, ingin memiliki seseorang yang bisa memahami dan mencintai.

Terluka oleh seseorang lebih ada artinya dibanding dilukai kesepian dan kesendirian.

Lelah Dengan Orang yang Datang dan Pergi
Kebersamaan adalah sesuatu yang mewah, yang tercipta dari perkumpulan orang-orang yang belajar saling menerima dan memahami. Itulah sebabnya kebersamaan itu tidak dapat terbeli. Sayangnya, dalam hidup, kita nggak bisa menghindari fase ‘datang dan pergi’ orang-orang yang kita kenal. Saking seringnya, itu membuat kita lelah.

Lelah dengan perkenalan, lelah dengan proses adaptasi, lelah dengan kata selamat tinggal, lelah dengan kegagalan, dan lelah menikmati kehilangan.
Seperti berada di sebuah halte. Kamu akan menyaksikan orang yang datang untuk menunggu bus yang mengantarkan ke tujuannya, dan kepergian orang itu karena telah dijemput bus yang ditunggunya. Dan itulah hidup. Datang dan pergi. Hanya sedikit yang menetap.


Oleh karena itu, jagalah orang yang menetap di kehidupanmu. Mereka yang tahan dengan sikapmu. Mereka yang memaafkan kesalahanmu. Mereka yang mengubahmu menjadi lebih baik. Dan mereka yang ingin selalu bersamamu.

Ada yang datang dalam hidup untuk mengajarimu sesuatu, kemudian pergi ketika kamu telah memahami apa yang telah diajarkan.

Sayangnya, kamu baru sadar akan pelajaran itu setelah ia pergi.

Lelah Dengan Pengkhianatan
Bukan alasan yang tepat memang bila ada seseorang yang enggan mempunyai hubungan hanya karena lelah dengan pengkhianatan. Tetapi, lagipula siapa yang berani merasakan rasanya dikhianati?  Bahkan, orang paling berani sekali pun takut dan nggak mau dikhianati, terlebih oleh orang yang disayanginya.

Pengkhianatan adalah salah satu ketakutan terbesar manusia, di mana kepercayaan dan kesetiaan dihancurleburkan dalam satu waktu, menimbulkan trauma dalam mendeklarasikan kehilangan.

Itulah kenapa hanya orang tolol yang mengkhianati kesetiaan. Karena kesetiaan itu hanya terlahir dari sifat dewasa yang memiliki kesabaran yang besar, dan nggak semua orang memilikinya.

Lelah Dengan Penolakan
Lelah dengan penolakan, kepedihan yang dirasakan oleh orang yang berkali-kali gagal dalam usaha diterima. Memang, semua yang diberikan nggak selalu diterima, contohnya: cinta.

Cinta tentu butuh pengorbanan. Dan dari pengorbanan itu nggak sedikit membuat kita memberi banyak hal. Namun, ketika cinta itu diutarakan, hasil yang didapatkan adalah penolakan. Penolakan yang berujung pada rasa kecewa yang membinasakan rasa percaya diri untuk jatuh cinta lagi.

Dari penolakan yang terjadi berkali-kali dan kekecewaan yang sering dirasakan, nggak jarang membuat orang yang mengalaminya merasa lelah dan kapok. Kapok untuk mencoba lagi karena takut usahanya berakhir dengan hasil yang sama. Ditolak.

Lelah Dengan Pengabaian
Jika ada pertanyaan apa rasa yang sakitnya lebih dari sekarat, jawabannya adalah diabaikan.

Diabaikan itu rasanya sakit luar biasa. Mengapa? Pengabaian sama halnya dianggap nggak ada. Bayangkan aja jika kamu berada di hadapan orang yang kamu cintai, tapi dia nggak menganggap keberadaanmu. Sama sekali. Nggak sedikit pun menoleh ke arahmu, menjawab sapaanmu, bahkan deru napasnya memberikan isyarat keras agar kamu pergi dan nggak usah kembali.

Penolakan terpahit adalah dianggap tidak ada.

Wajar jika ada orang yang lelah dengan pengabaian, enggan merasakan kondisi dianggap gak ada untuk kesekian kalinya.

Intinya, kita harus menghargai dan menyayangi diri sendiri untuk nggak memaksakan diri ketika sudah sangat lelah. Karena ketika terlalu memaksakan diri, apalagi yang didapatkan selain perih? Kegagalan memang mengajari untuk mencoba lagi, tetapi ketika sudah terlalu lelah, apakah itu bukan malah mencoba bunuh diri?


Istirahatkanlah dirimu sejenak, atur ulang langkah dan semua rencana terbaik. Mungkin apa yang kamu perjuangkan bukanlah yang akan kamu dapatkan, tetapi memberikan pelajaran dan menempa dirimu menjadi lebih tabah dari sebelumnya.

Jadi, bagian mana yang membuatmu benar-benar lelah dan akhirnya terpikir untuk berhenti?

Sumber : www.nyunyu.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tanda Kalo Lo Suka Sama Dia

Hai... hai ketemu sama gue lagi di blog yang lumayan menghibur ini!
Hari ini gue bakalan ngebahas tentang tanda-tanda kalo lo udah mulai suka sama doi.
Cieee hayo siapa yang lagi suka sama seseorang? *tunjuk tangan*

Yup jatuh cinta itu memang rasanya kayak jantung ke tenggorokan.
Momen ketika lo jatuh cinta sama seseorang adalah saat-saat yang menyenangkan sekaligus mendebarkan. Dag dig dug terus. Lo jadi merhatiin segala hal kecil yang dia lakukan dan juga takut akan segala kemungkinan yang ada. Gimana kalau ternyata dia playboy? Gimana kalau dia ternyata nggak suka sama gue? Gimana kalau dia nggak menyadari keberadaan gue sama sekali?
Karena itu ketika lagi jatuh cinta kadang lo, terutama yang cewek, agak ragu dan perlu diyakinkan. Maka untuk membantu kaum wanita di luar sana, ini dia tanda-tanda yang akan meyakinkan bahwa ya, lo memang mulai suka sama doi.
Cekidotttttttttttttttt..

1. Mulai Mempertanyakan Perasaan

Lo mikir, “Apa iya gue suka sama dia? Lucu sih. Tapi aaaah masasiiiiih”. Padahal mah kalau suka, ya suka aja. Dengan mikirin kayak gitu, terus perasaannya diukur segala, hampir pasti lo emang suka. Ya kalau nggak, ngapain juga meluangkan waktu mikirin. Malahan, semakin dipikirin, semakin kuatlah rasa suka itu.

2. Nggak Berani Menatap Dia

Entah kenapa rasanya susah banget untuk natap orang yang lagi ditaksir. Seakan-akan kalo lo natap dia langsung ke matanya, dia bakal langsung tahu bahwa sebenernya tampilan luar lo aja yang tetep cool, di dalem mah udah meleleh. Siapa nih yang suka kaya gini? ngaku lo haha.

3. Mulai Berkhayal dan Nggak Konsen

Udah pasti ini. Lo ngebayangin kalo bakal jadi pasangan yang cocok banget sama dia. Lagi di kelas, tanpa sadar pikiran lo melayang ke dia. Ngelihat apa pun yang lagi dipelajarin, tau-tau berubah jadi mukanya dia. Padahal lo jurusan Biologi, lagi praktik pake mikroskop aja, tiba-tiba ada muka dia. Apalagi kalau muka gebetannya memang kayak bakteri.

4. Mulai Genit

Lo tahu kalau hari ini bakal sekelas sama dia dan dari malem lo udah galau mikirin besok pake baju apa, dipadanin sama celana atau rok yang mana, makeup-nya kayak gimana, rambutnya mau diapain... semuanya demi terlihat cute di depan dia.

5. Cemburu

Ini nih yang paling bahaya! Kita bakalan negatif thinking terus misalnya “Hah, dia kemaren nonton? Sama siapa? Kok gue nggak tau? Emang sama siapa sih? Cakep gak?” Deuh, ini mah jelas banget. Kalau lo mulai cemburu nggak jelas kayak gini pastilah lo naksir sama dia. Padahal lo bukan siapa-siapanya.

6. Pengen Waktu Berhenti Ketika Sama Dia

Waktu memang jadi musuh untuk banyak orang. Berhubung statusnya masih belum resmi, waktu pertemuan kalian juga serba nggak jelas dan nggak terduga. Pas bisa ketemu, selalu terasa terlalu cepat. Lo akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan bahkan sampai lupa updatestatus. Begitu udah berpisah lagi dan lo lagi inget-inget kebersamaan kalian tadi, lo bakal berharap seandainya waktu bisa berhenti, bisa di-pause, atau di-rewind. Supaya lo bisa balik lagi ke saat itu, cuma supaya bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Deuhhhhh

Hayooo, masih nggak ngaku kalo lo emang suka? Ngeles melulu ah, kayak bajaj.
Ada yang mau nambahin?

Sumber : www.nyunyu.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Fase Jatuh Cinta Sama Sahabat

Hallo semua!
Postingan pertama kali ini gue persembahkan kepada kalian yang diam diam mulai mencintai sahabatnya sendiri
langsung aja cekidottttt.
 
Persahabatan yang telah terjalin dalam rentang waktu yang lama nggak menutup kemungkinan menimbulkan rasa cinta. Kalo peribahasa Jawanya sih “Witing tresno jalaran soko kulino,” yang artinya cinta ada karena terbiasa bersama.
 
Nggak jarang karena terbiasa bersama itu ada beberapa orang yang jatuh cinta sama sahabatnya, atau lo pernah mengalaminya? Bukankah cinta memang nggak bisa kita prediksi kepada siapa dia akan jatuh? Termasuk kepada sahabat kita sendiri.
Lalu kalo jatuh cinta sama sahabat kamu bakal kayak gimana?
 
Well, pertanyaan yang memang akan gue bahas di sini. Jadi buat lo yang belum pernah jatuh cinta sama sahabatnya harap dibaca baik-baik dan direnungkan ya, kali aja suatu hari kamu jatuh cinta sama sahabat lo.
Ini dia fase-fasenya, bacanya sambil baca dengerin lagunya Jason Mraz – Lucky.
 

 
1.Senang dan Berkhayal Akan Sangat Lancar

Ketika jatuh cinta sama sahabat, lo akan merasakan fase di mana lo akan senang dan berkhayal akan sangat lancar. Dia udah deket banget sama lo, apalagi yang harus dikhawatirin? Pergi ke mana-mana bareng, ngerjain apapun bareng, makan bareng, sampai tidur pun bareng, di waktu yang sama.
 
Semua itulah yang membuat lo berkhayal akan sangat lancar saat kalian berdua menjalin hubungan dengan status ‘pacar’. Padahal kan belum tentu seperti itu. Lagipula, belum tentu juga dia jatuh cinta sama juga atau menerima cinta lo. Pahit ya? Belum kok kalo semua itu belum terjadi.
Misalnya, ketika kalian berdua berpacaran, apakah makna persahabatan yang kalian telah lama jalin akan sama aja? Coba atuh direnungkan.
 
2. Dia Udah Tau Seluk-Beluk Lo

Persahabatan yang telah terjalin lama pastilah membuat dia udah tau seluk-beluk kamu dan jelek-buruknya kamu, pun lo kamu sebaliknya. Dia yang tau lo yang suka latihan dance shuffle di atas bara api, lo yang tau dia punya kebiasaan mainin jenglot di dalam kamar, atau kalian yang suka janjian pake celana dalem terbalik. Kalo nggak tau ya dan memaklumi mana mungkin dia mau sahabatan sama lo, ya kan? Berangkat dari hal itulah kamu semakin yakin untuk jatuh cinta padanya di dalam fase ini.
 
3.Apakah Dia Menerima Lo Apa Adanya?

Dengan dia udah tau seluk beluk lo, tentunya lo akan berpikir dia bakal nerima lo apa adanya kan? Mungkin aja sih, tapi belum tentu juga kalo sebagai pacar. Posisi sebagai pacar tentu berbeda dari berbagai sisi, apalagi kalo dia memiliki kriteria untuk hal itu.
Dia yang punya kriteria pacar yang cantik/ganteng, tajir, bermobil, bodinya tsakep, pinter, pokoknya, perfect. Dan lo? Hanya memiliki beberapanya, atau malah nggak memiliki satu pun dari kriteria itu.
Memang dia menerima lo apa adaya sebagai sahabat, tetapi sebagai pacar? Belum tentu.
 
4. Konflik Dengan Diri Sendiri

Lo akan merasakan fase konflik dengan diri sendiri. Haruskah cinta ini diutarakan? Atau sebaiknya dihentikan? Salahkah kalo jatuh cinta sama sahabat sendiri? Apakah sebagai sahabat aja cukup? Tapi lo cinta sama dia dan pengin lebih dari sekadar sahabat. Lo ingin jadi pacarnya dia.
Semua pertanyaan itu hadir menyesaki benak dan menimbulkan konflik yang hebat antara perasaan dan logika. Lo berpikir keras karena bingung harus melakukan apa karena semua tentu ada risiko dan kosekwensinya. Antara mengungkapkan atau memendamnya dengan berbagai alasan.
 
5. Angkat Bicara

Perlahan-lahan sahabat lo pasti bertanya mengenai keadaan lo yang agak berbeda. Pada fase dan momen inilah saat di mana lo akhirnya harus angkat bicara.
“Aku ternyata jatuh cinta sama kamu, kamu mau jadi pacar aku?”
 Atau
“Nggak apa-apa kok, aku cuma lagi banyak pikiran aja. Hehehe.”
Lalu di dalam hati bergumam. 
Kedua kalimat itu akan menentukan hubungan kalian berdua ke depannya bagaimana. Jika lo memilih mengungkapkannya, bersiaplah dengan jawaban yang akan diterima nantinya. Jika lo memilih memendamnya, semoga lo tabah menahan perasaan cinta itu, sendirian.
 
6. Kalian Berpacaran

Ternyata dia menerima cinta lo, bahagia? Banget,lo sangat bersyukur dengan hal itu. Akhirnya semua khayalan yang lo doakan terwujud menjadi kenyataan yang indah.
Selayaknya sepasang kekasih, kalian menjalani kebersamaan baru. Nggak terlalu banyak perbedaan memang dengan bersahabat, hanya lebih ke porsi dan tujuannya aja. Yang tadinya manggil dengan sebutan ‘nyet’, jadi ‘yang’. Yang tadinya sungkan ngasih perhatian spesial atau ngajak dia melakukan hal baru, jadi blak-blakan bilang.
 
Dan yang terpenting adalah tujuan yang tadinya hanya bersahabat baik, kalian mengkonversinya untuk menata masa depan bersama. Perbedaan yang membahagiakan, bukan?

Sumber : www.nyunyu.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS