RSS

Fase Jatuh Cinta Sama Sahabat

Hallo semua!
Postingan pertama kali ini gue persembahkan kepada kalian yang diam diam mulai mencintai sahabatnya sendiri
langsung aja cekidottttt.
 
Persahabatan yang telah terjalin dalam rentang waktu yang lama nggak menutup kemungkinan menimbulkan rasa cinta. Kalo peribahasa Jawanya sih “Witing tresno jalaran soko kulino,” yang artinya cinta ada karena terbiasa bersama.
 
Nggak jarang karena terbiasa bersama itu ada beberapa orang yang jatuh cinta sama sahabatnya, atau lo pernah mengalaminya? Bukankah cinta memang nggak bisa kita prediksi kepada siapa dia akan jatuh? Termasuk kepada sahabat kita sendiri.
Lalu kalo jatuh cinta sama sahabat kamu bakal kayak gimana?
 
Well, pertanyaan yang memang akan gue bahas di sini. Jadi buat lo yang belum pernah jatuh cinta sama sahabatnya harap dibaca baik-baik dan direnungkan ya, kali aja suatu hari kamu jatuh cinta sama sahabat lo.
Ini dia fase-fasenya, bacanya sambil baca dengerin lagunya Jason Mraz – Lucky.
 

 
1.Senang dan Berkhayal Akan Sangat Lancar

Ketika jatuh cinta sama sahabat, lo akan merasakan fase di mana lo akan senang dan berkhayal akan sangat lancar. Dia udah deket banget sama lo, apalagi yang harus dikhawatirin? Pergi ke mana-mana bareng, ngerjain apapun bareng, makan bareng, sampai tidur pun bareng, di waktu yang sama.
 
Semua itulah yang membuat lo berkhayal akan sangat lancar saat kalian berdua menjalin hubungan dengan status ‘pacar’. Padahal kan belum tentu seperti itu. Lagipula, belum tentu juga dia jatuh cinta sama juga atau menerima cinta lo. Pahit ya? Belum kok kalo semua itu belum terjadi.
Misalnya, ketika kalian berdua berpacaran, apakah makna persahabatan yang kalian telah lama jalin akan sama aja? Coba atuh direnungkan.
 
2. Dia Udah Tau Seluk-Beluk Lo

Persahabatan yang telah terjalin lama pastilah membuat dia udah tau seluk-beluk kamu dan jelek-buruknya kamu, pun lo kamu sebaliknya. Dia yang tau lo yang suka latihan dance shuffle di atas bara api, lo yang tau dia punya kebiasaan mainin jenglot di dalam kamar, atau kalian yang suka janjian pake celana dalem terbalik. Kalo nggak tau ya dan memaklumi mana mungkin dia mau sahabatan sama lo, ya kan? Berangkat dari hal itulah kamu semakin yakin untuk jatuh cinta padanya di dalam fase ini.
 
3.Apakah Dia Menerima Lo Apa Adanya?

Dengan dia udah tau seluk beluk lo, tentunya lo akan berpikir dia bakal nerima lo apa adanya kan? Mungkin aja sih, tapi belum tentu juga kalo sebagai pacar. Posisi sebagai pacar tentu berbeda dari berbagai sisi, apalagi kalo dia memiliki kriteria untuk hal itu.
Dia yang punya kriteria pacar yang cantik/ganteng, tajir, bermobil, bodinya tsakep, pinter, pokoknya, perfect. Dan lo? Hanya memiliki beberapanya, atau malah nggak memiliki satu pun dari kriteria itu.
Memang dia menerima lo apa adaya sebagai sahabat, tetapi sebagai pacar? Belum tentu.
 
4. Konflik Dengan Diri Sendiri

Lo akan merasakan fase konflik dengan diri sendiri. Haruskah cinta ini diutarakan? Atau sebaiknya dihentikan? Salahkah kalo jatuh cinta sama sahabat sendiri? Apakah sebagai sahabat aja cukup? Tapi lo cinta sama dia dan pengin lebih dari sekadar sahabat. Lo ingin jadi pacarnya dia.
Semua pertanyaan itu hadir menyesaki benak dan menimbulkan konflik yang hebat antara perasaan dan logika. Lo berpikir keras karena bingung harus melakukan apa karena semua tentu ada risiko dan kosekwensinya. Antara mengungkapkan atau memendamnya dengan berbagai alasan.
 
5. Angkat Bicara

Perlahan-lahan sahabat lo pasti bertanya mengenai keadaan lo yang agak berbeda. Pada fase dan momen inilah saat di mana lo akhirnya harus angkat bicara.
“Aku ternyata jatuh cinta sama kamu, kamu mau jadi pacar aku?”
 Atau
“Nggak apa-apa kok, aku cuma lagi banyak pikiran aja. Hehehe.”
Lalu di dalam hati bergumam. 
Kedua kalimat itu akan menentukan hubungan kalian berdua ke depannya bagaimana. Jika lo memilih mengungkapkannya, bersiaplah dengan jawaban yang akan diterima nantinya. Jika lo memilih memendamnya, semoga lo tabah menahan perasaan cinta itu, sendirian.
 
6. Kalian Berpacaran

Ternyata dia menerima cinta lo, bahagia? Banget,lo sangat bersyukur dengan hal itu. Akhirnya semua khayalan yang lo doakan terwujud menjadi kenyataan yang indah.
Selayaknya sepasang kekasih, kalian menjalani kebersamaan baru. Nggak terlalu banyak perbedaan memang dengan bersahabat, hanya lebih ke porsi dan tujuannya aja. Yang tadinya manggil dengan sebutan ‘nyet’, jadi ‘yang’. Yang tadinya sungkan ngasih perhatian spesial atau ngajak dia melakukan hal baru, jadi blak-blakan bilang.
 
Dan yang terpenting adalah tujuan yang tadinya hanya bersahabat baik, kalian mengkonversinya untuk menata masa depan bersama. Perbedaan yang membahagiakan, bukan?

Sumber : www.nyunyu.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar